Taman Wisata Alam Linggajati

Diposting oleh dorockdoc on Senin, 23 Januari 2012

Taman Wisata Alam Linggajati

Taman Wisata Alam Linggarjati adalah salah satu objek wisata alam di Kabupaten Kuningan. Linggarjati adalah salah satu tempat titik awal pendakian ke Gunung Ciremai.


            Konon cerita Linggarjati pernah dicatat sebagai tempat pertemuan para wali dalam upaya mengembangkan agama islam di pulau Jawa.

Nama-nama tempat di dalam lokasi taman wisata linggarjati yaitu :

  1. Kebun yang merupakan taman yang penuh dengan pohon-pohon raksasa di lingkungan obyek wisata dinamai “Kebun Balong”
  2. Kolam renang yang merupakan dari inti Lingkungan obyek wisata dinamai “balong Kaagungan”
  3. Disebelah utara kolam renang terdapat tempat yang kini biasa dipakai bersenang-senang oleh para pengunjung dengan berperahu angsa, tempat itu disebut “setu”
  4. Disebelah barat setu terdapat mata air yang lebih besar yang disebut “ Cibulakan”
  5. Disebelah barat kolam renang terdapat sumber mata airyang kecil disebut “ Silinggonom”
  6. Diantara kolam renang dengan setu terdapat aliran air yang mengalir dari kolam renang ke setu dinamai “Balong Renteng”
  7. Disebelah Balong Renteng yang kini merupakan halaman kolam renang dan penuh dengan kios-kios minuman, dahulu terdapat sebuah bukit yang disebut “Gunung Cantigi”
  8. Disebelah timur setu yang kini dipakai pendopo dan tempat parkir dahulunya bekas pabrik es milik tuan simon (orang belanda)
  9. Di sebelah timur kolam renang dahulunya terdapat suatu tempat yang biasa dipergunakan untuk tempat mandi dan mencuci oleh penduduk yang berdekatan, tempat itu dinamakan “sindang Pasiraman”
           Dahulu Linggarjati dihuni oleh sekelompok pemeluk agama Budha. Para kuwu (kepala desa) beragama Budha yang enggan diislamkan konon meninggalkan linggarjati dan bersembunyi. Dengan begitu daerah yang tadinya dikuasai para Kuwu itu berubah menjadi daerah tak bertuan. Dengan kesaksian para wali, para kuwu itu dikutuk menjadi batu dan konon pula nama Linggarjati berasal dari penamaan empat wali yang tak sama, misalnya :

           Sunan kali jaga lebih cenderung mengartikan Linggarjati sebagai tempat duduk Gusti Sinuhun. Selagi semua wali sudah berada di daerah ketinggian tertentu dipuncak Gunung Ciremai, pemimpin musyawarah yang tak lain Gusti Sinuhun pangeran Syarif Hidayatullah masih duduk bersila, beristirahat di sebuah batu jelmaan Kuwu Budha yang dikutuk. Para wali merasa malu, sehingga beliau memohon kepada tuhan agar bumi yang mereka pijak diratakan dengan tempat duduk Gusti sinuhun, terjadilah apa yang diminta oleh para wali.

Sunan Bonang berpendapat Linggarjati artinya meninggalkan tempat ini tanpa mengendarai kendaraan apapun

Syekh Maulana Maghribi berpendapat, Linggarjati adalah tempat merumuskan atau merundingkan ilmu

Sunan Kudus mengartikan kata Lingga dari kata “ Nalingakeun” (memperthatikan) dan jati diambil dari ilmu sejati yang disimpulkan Linggarjati berarti tempat memperhatikan dan mendapat ilmu sejati

            Setelah itu para wali menuju Gua Sunyaragi kemudian meneruskan perjalanan ke Arga Sunyi (kedua tempat tersebut di daerah Ciebon). Sesudah itu baru para wali kembali kekediamannya masing-masing. Hanya sunan Bonang yang belum beranjak dari Linggarjati malah beliau membangun kolam. Sunan Bonang tinggal di Linggarjati sehingga beliau dianggap sebagai pemimpin Linggarjati. Setelah berdiri kerajaan cirebon, Linggarjati masuk menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Cirebon. Sehingga waktu itu rakyat berpendapat Linggarjati adalah milik Keraton dan rakyat pun memberi nama itu “Balong Kaagungan” yang artinya kolam kepunyaan Keraton. Mengingat Linggarjati merupakan daerah kekuasaan cirebon, banyak sekali rakyat Linggarjati yang membaktikan tenaganya ke kraton, untuk jangka waktu 24 jam secara bergilir mereka dinamai “Pamager Sari”. Dimanapun dua orang pamager sari mendapat tugas memelihara kemanan dan kebersihan kolam Linggarjati karena kolam tersebut terdapat ikan yang dikeramatkan oleh masyarakat, seperti halnya ikan yang ada di cibulan, cigugur, situ pasawahan dan darmaloka. Akhirnya kekuasaan untuk memelihara kolam tersebut diserahkan kepada Linggarjati dengan menunjuk Pamong Desa Linggarjati yaitu yang terkenal dengan sebutan “ Kuwu Balong “
Diantara kuwu-kuwu balong yang paling terakhir ialah :

Sura Manggala
Asta Dinata
Wangsa Perwata

        Setelah terbentuk kabupaten Kuningan di zaman pemerintahan Hindia Belanda, Linggarjati termauk kedalam Kabupaten kuningan. Dengan demikian hubungan antara Lingarjati dengan Keraton Cirebon kian lama kian berkembang dan akhirnya terputus sama sekali. Pada tahun 1992, Balong Kagungan ini diambil alih oleh Bupati Bangsa Belanda dan dibangun menjadi sebuah kolam renang yang sekarang berlokasi di Taman 

Wisata Linggarjati.

Keadaan Fisik Kawasan

Luas dan letak

Kawasan hutan Linggarjati seluas 11,51 Ha. Ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 53/Kpts/Um/2/1975 tanggal 17-2-1975. Kawasan ini merupakan bagian yang terpisah dari kawasan hutan lindung Gunung Ciremai yang ditetapkan sejak tahun 1924 oleh pemerintah Belanda.

Taman Wisata Alam Linggarjati terletak di Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan,secara astronomis terletak di antara 6 derajat 47°’ – 6 derajat 58° LS dan 108 derajat 30° – 108 derajat 30° BT.

Topografi

Keadaan lapangan secara keseluruhan menurun dari arah barat ke timur, dengan ketinggian tempat 55 meter di atas permukaan laut.

Iklim

Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kawasan ini termasuk tipe iklim C dengan rata-rata curah hujan per tahun 3.541 mm.

Potensi biotik Kawasan

Flora

        Flora yang terdapat di kawasan ini di antaranya : Bungur (Lagerstroemia sp), Pasang (Quercus sp), Kiara (Ficus sp), Lemo (Alstonia scholaris), Jamuju (Podocarpus imbricatus) dan Kiacret (Spathodea campulata). Jenis pohon-pohon tersebut tumbuh dengan baik dan kini telah banyak yang berdiameter lebih dari 50 cm dengan tinggi bebas cabang ± 10 meter serta memiliki tajuk yang lebar, hal ini berdampak berkurangnya tumbuhan bawah (di samping karena adanya upaya pemeliharaan). Di sisi lain, keadaan tersebut menimbulkan kenyaman bagi wisatawan karena suasana lebih teduh (dapat menimbulkan iklim mikro).

Fauna

       Jenis fauna yang ada di taman Wisata Alam Linggarjati adalah jenis burung seperti Burung Pipit (Lonchura leucogastoides) dan Kepodang (Oriolus chinensis), jenis satwa lainnya terutama yang memiliki ukuran tubuh cukup besar relatif tidak ada, hal ini disebabkan karena sempitnya kawasan dan intensifnya pengelolaan kawasan.

Potensi Wisata Alam

Daya tarik Obyek

        Di samping panorama alam yang indah Taman Wisata Alam Linggarjati memiliki hawa yang sejuk dan segar. Tidak jauh dari lokasi TWA ini juga terdapat bangunan yang bernilai sejarah, yaitu gedung tempat berlangsungnya perjanjian Linggarjati antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang mempunyai daya tarik tersendiri.


         Kegiatan wisata yang telah ada terdapat di luar kawasan perlindungan hutan dan pelestarian alam adalah Cibulan (obyek wisata yang telah banyak pengunjungnya) sehingga daerah ini merupakan rangkaian obyek wisata.

Kegiatan Wisata alam yang dapat dilakukan

Menikmati keindahan alam dan sekitarnya
Memancing
Berenang.



Sarana dan Prasarana

           Sarana pengunjung dan prasarana pengelolaan yang telah ada pada saat ini di antaranya adalah tempat penginapan (pesanggrahan), tempat parkir, kolam renang, tempat bermain anak-anak, loket karcis, shelter, pos jaga, jalan setapak dan MCK.

Aksesibilitas

Taman Wisata Alam Linggarjati dari Bandung berjarak ± 160 Km, dengan rute perjalanan sebagai berikut :

Bandung – Cirebon – Cilimus – Linggarjati ± 160 Km.
Kuningan – Linggarjati ± 28 Km.


{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar